Strawberry and Milk
0 comment Monday, March 23, 2015 |

Seorang pria yang menurut para dokter berada dalam kondisi terkulai tanpa bisa memberi renspon apapun (vegetative state) selama 23 tahun akhirnya sadar sepenuhnya. Demikian dilaporkan Daily Mail, Senin.
Rom Houben, nama pria itu, didiagnosa secara keliru setelah dia mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya lumpuh total. Para ahli, keluarga dan teman-temannya tidak tahu apakah dia dapat mendengar apa yang mereka sampaikan kepadanya.

"Saya berteriak, tetapi tidak ada yang terdengar," kata Houben yang sekarang berusia 46 tahun. Para dokter menggunakan serangkaian tes koma, yang diakui di seluruh dunia, sebelum akhirnya secara ragu-ragu menyimpulkan bahwa kesadarannya masih 'ada'.
Namun tiga tahun lalu, hasil scan berteknologi tinggi menunjukkan, otaknya masih berfungsi dan hampir sepenuhnya normal. Houben melukiskan momen tiga tahun lalu itu sebagai, "Kelahiran kedua saya". Terapi yang dilakukan sejak itu memungkin dia untuk 'menuliskan' pesan di layar komputer.

Houben mengatakan, "Sepanjang waktu saya hanya bermimpi tentang sebuah kehidupan yang lebih baik. Frustrasi merupakan kata yang terlampau kecil untuk melukiskan apa yang saya rasakan."
Kasusnya diungkapkan di sebuah paper ilmial yang diterbitkan orang yang 'menyelamatkannya', ahli saraf terkenal, Dr Steven Laureys. "Kemajuan medis membantunya," kata Dr Laureys, yang percaya mungkin ada banyak kasus koma palsu di seluruh dunia.
Pengungkapan kasus itu akan memperbaharui debat tentang hak untuk mati, terutama bahwa apakah orang yang dalam kondisi koma sungguh-sungguh tidak sadar.

Houben, seorang mantan penggemar seni bela diri, mengalami kelumpuhan tahun 1983. Para dokter di Zolder, Belgia, menggunakan Skala Koma Glasgow yang diterima secara internasional untuk menilai respon mata, verbal dan motoriknya. Namun setiap kali dia dinilai secara salah.
Sebuah evaluasi ulang atas kasusnya di Universitas Liege menemukakan bahwa, dia kehilangan kendali atas tubuhnya tetapi dia sepenuhnya masih sadar atas apa yang sedang terjadi. Dia tidak pernah meninggalkan rumah sakit, tetapi sebagaimana komputernya dia sekarang punya peralatan khusus di atas tempat tidurnya yang memungkin dia membaca buku selagi berbaring.
Houben mengatakan, "Saya tidak pernah lupa hari ketika mereka mengetahui apa yang salah dengan saya. Itu merupakan kelahiran saya yang kedua. Saya ingin membaca, berbicara dengan teman-teman saya melalui komputer dan menikmati kehidupan saya sekarang bahwa orang tahu saya tidak meinggal."

Studi terbaru Dr Laureys menyatakan, pasien yang digolongkan dalam vegetativ state sering salah diagnosa. Dokter itu, yang memimpin Coma Science Group dan Departmen Neurology di Rumah Sakit Universitas Liege, menemukan otak Houben masih berfungsi dengan menggunakan pencitraan canggih.
Dia berencana untuk menggunakan kasus Houben itu untuk menyoroti kasus yang mungkin sama di seluruh dunia. Dr Laureys mengatakan, "di Jerman saja setiap tahun sekitar 100 ribu orang menderita cedera otak traumatik parah. Sekitar 20 ribu orang kemudian menderita koma tiga minggu atau lebih, yang lainnya kembali pulih. Namun sekitar 3.000 hingga 5.000 orang setiap tahun terperangkap di tingkat menengah, mereka terus hidup tapi tidak pernah bisa kembali ke kondisi awal."

Labels: ,